Oleh: Suharyo AP (Lembaga Pelatihan The Power Of Love). Keunggulan seringkali tidak diberikan atas dasar syarat-syarat yang mudah
Si Ali dan Ahmad, lahir di desa yang sama dan dari keluarga tidak mampu. Karena lahir pada tahun yang sama, sekolahnya pun selalu satu kelas. Tetapi, setelah menjadi orang, berbeda. Ali cukup sukses, sedang Ahmad menjadi beban masyarakat.
Terhadap keduanya, orang mengatakan, Ali dan Ahmad punya nasab (asal keturuan, Red) yang sama, Yaitu, dari keluarga kurang mampu. Tetapi, keduanya punya nasib yang beda. Yang satu kaya, sementara yang lain papa. Mengapa hal itu terjadi?
Orang berspekulasi, Ali dikenal rajin bekerja. Sedang Ahmad selalu bermalas-malasan. Agaknya, prestasi, hasil, dan keunggulan selalu berpihak pada orang yang mau bekerja keras. Lika-liku keunggulan melalui proses dan perjalanan panjang dan melelahkan.
Jangan bermimpi mendapat keunggulan dalam hidup ini jika tanpa ihtiar dan kerja keras. Jangan pernah berobsesi menjadi orang kaya, kalau telapak tangannya tidak pernah kotor karena kena ‘debu’.
Ada baiknya kita renungkan ucapan Liv Ullman. Kata dia, “Hal paling baik yang datang bersama sukses ialah pengetahuan bahwa kesuksesan itu tidak perlu ditunggu.” Kita harus proaktif menjemput sukses hidup.
Proaktif dengan ihtiar, dan kerja keras. Orang yang pekerjaannya menunggu datangnya sukses tanpa ihtiar, sama halnya dengan orang ingin perutnya kenyang tetapi tidak mau mengunyah nasi dalam mulutnya.
Judul : Kesuksesan Tak Perlu Ditunggu
Deskripsi : Oleh: Suharyo AP (Lembaga Pelatihan The Power Of Love). Keunggulan seringkali tidak diberikan atas dasar syarat-syarat yang mudah Si ...