Oleh : Abdul Mu’is, M.Pd.I (Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMAN Yosowilangun). Praktik kehidupan Rasulullah sarat dengan muatan pendidikan, karena pada dasarnya diutusnya Rasulullah adalah untuk membimbing dan memperbaiki akhlak manusia, artinya peran Rasulullah adalah sebagai seorang pendidik. Rasulullah banyak memberikan dorongan kepada sahabat untuk senantiasa menuntut ilmu. Allah telah menyiapkan kawan-kawan yang jujur dan sahabat-sahabat yang ikhlas untuk orang sebesar Rasulullah, mereka bersemangat mengejar kebaikan, bersungguh-sungguh didalam menerima ilmu, sekaligus mengamalakan, mensyiarkan dan menyebarkannya.
Satu hal yang selayaknya diperhatikan adalah konsentrasi dan keseriusan para sahabat dalam menerima dan mengambil ilmu dari Rasulullah. Tidaklah ini aneh sebenarnya karena merupakan perbandingan atas perhatian dan semangat beliau yang besar untuk menyampaikan dan memberikan ilmu kepada para sahabat, beliau hidup diantara mereka, mereka menyaksikan perilaku beliau sehari-hari diluar rumah, gerak-geriknya dan diamnya, di dalam ibadah maupun adat (kebiasaan) nya. Maka bersama itu Rasulullah memobilisasi para sahabat untuk menyampaikan, mentaransfer dan mentransmisikan ilmu.
Athiyah al-Abrasyi menyebut Muhammad sebagai guru yang pertama dan pendidik umat manusia yang mengajarkan kebenaran dan keadilan sejati yang menjadi tugas dan kewajibannya sebagai pemimpin, pendidik dan utusan Allah sebagai tugas utamanya. Dalam segala hal, Muhammad merupakan seorang guru, pemberi nasihat, penunjuk jalan keberana dan pengajar. Majlis beliau sangat luas, dimana saja dan kapan saja beliau dapat memberikan pengajaran, namun karena beliau dan para sahabat lebih banyak menghabiskan waktunya di masjid dalam melakukan aktivitas peribadatan, khususnya shalat, maka beliau menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan dan pengajaran.
Ketika Rasulullah menerima wahyu surat al-Mudatsir ayat 1 – 7, beliau mulai melakukan tugas sebagai pengajar dan pendidik dengan dasar niat semata-mata ikhlas karena Allah disertai sikap sabar. Pertama-tama beliau melakukannya secara diam-diam dilingkungan keluarga dan sahabatnya sebagaiman perinta Allah kepadanya. Setelah beberapa lama pendidikan tersebut dilaksanakan secara individual, kemudian turunlah perintah agar Rasulullah melaksanakan dan menyelenggarakan pendidikan secara terbuka. Mula-mula Rasulullah mengundang dan mendidik kerabat karibnya dari Bani Abdul Muthalib, dan setelah itu kemudian pendidikan dilakukan secara umum, yakni pendidikan untuk golongan bangsawan dan hamba sahaya, penduduk Mekkah dan sekitarnya dan orang-orang yang datang ke Mekkah tanpa mengenal lelah. Pengajaran dan pendidikan yang dilakukan Rasulullah menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan fitrah manusia, yakni sebagai makhluk yang memiliki berbagai kecenderungan, kekurangan dan kelebihan. Beberapa metode yang digunakan Rasulullah dalam kegiatan pembelajaran diuraikan dalam penjelasan berikut.
Pertama, Learning Conditon, merupakan syarat utama untuk terciptanya proses belajar-mengajar yang efektif. Ada tiga cara yang digunakan Rasulullah dalam metode ini, yaitu (1) meminta diam untuk mengingatnya, cara ini dilakukan Rasulullah ketika beliau menyampaikan khutbah di haji wada’. (2) menyeru secara langsung, hal ini dilakukan Rasulullah sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, ketika itu Rasulullah naik ke atas mimbar dan menyeru kepada kaum anshar dan muhajirin. (3) menyimak dan diam dengan cara tidak langsung. Ubadah bin Al-Shamit berkata : “Rasulullah pernah bersabda : ‘ambillah dariku, ambillah dariku, Allah telah memberikan jalan keluar bagi mereka tentang perzinahan yang dilakukan antara seorang perjaka dengan seorang gadis, maka cambukklah sebanyak seratus kali cambukan dan diasingkan selama satu tahun. Adapun seorang duda dengan janda, maka dicambuk sebanyak seratus kali dan dirajam’.
Kedua, berinteraksi secara aktif. Dalam metode ini, Rasulullah memaksimalkan indera yang dimiliki oleh manusia untuk menyampaikan materi dan dakwah yang hendak diberikan kepada audiens. Diantara yang termasuk dalam metode ini adalah : pertama, interaksi pendengaran yang meliputi teknik berbicara (presentasi dan penjelasan), tidak bertele-tele dalam ucapan dan tidak terlalu bernada puitis, memperhatikan intonasi, serta diam sebentar ditengah-tengah penjelasan. Kedua, interaksi pandangan meliputi : kontak mata, memanfaatkan ekspresi wajah dan tersenyum.
Ketiga, Aplied Learning Method, yang termasuk dalam kategori ini antara lain : (1) praktikum yang diterpkan oleh guru, sebagaimana yang diceritakan dalam sebuah hadits, suatu ketika Usman bin Affan berwudhu, Rasulullah kemudian bersabda : “siapa saja yang berwudhu seperti cara wudhuku, lalu ia melaksanakan shalat dua rakaat tanpa ada suatu hal yang mengganggu kekhusyukannya pada kedua rakaat itu, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (2) Praktikum yang diterapkan oleh siswa, sebagimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah masuk ke dalam masjid, lalu masuk pula seorang pria dan melakukan shalat, kemudian ia mendatangi Rasulullah dan mengucapkan salam kepada beliau, Rasulullah lalu menjawab salamnya dan berkata : “kembalilah, ulangi shalatmu, sesungguhnya engkau belum melakukan shalat”. Pria itu pun kembali mengulangi shalatnya seperti sebelumnya, lalu ia menghampiri Rasulullah dan mengucapkan salam kepada beliau.
Keempat, Scanning and Levelling, Rasulullah bersabda : “Kami, seluruh para Nabi, diperintahkan untuk turun ke rumah-rumah orang-orang dan menjelaskan kepada mereka sesuai dengan tingkat akal mereka”. Terdapat banyak perbedaan tingkat kecerdasan dan pemahaman murid satu dengan yang lainnya, dan satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Rasulullah pernah menjawab pertanyaan ‘sederhana’ sahabat tentang apa yang harus dilakukan setelah ia memeluk Islam. Rasulullah menjawab : “katakanlah, aku beriman kepada Allah dan istiqomahlah”. Jawaban yang sangat sederhana dan praktis tentang Islam ini dipilih Rasulullah karena memang lawan bicaranya masih hijau dalam Islam, ia belum bisa diberi materi yang berat-berat seperti kewajiban jihad, tuntutan menjauhi riba, jenis jual beli yang terlarang, serta ilmu waris yang kompleks.
Kelima, diskusi dan memberi tanggapan. Rasulullah membuat contoh sederhana yang mudah dipahami oleh akal seorang murid, seperti dalam kisah seorang pria Arab Badui yang mempertanyakan perihal anaknya yang terlahir dengan warna kulit hitam. Rasululla kemudian memberikan contoh yang mudah dipahami oleh pria tersebut, yaitu berupa unta, sebagaimana yang diriwayatkan Bukhari dalam kitab sahihnya. Abu Hurairah mengatakan bahwasanya seorang pria datang menemui Nabi dan berkata ; wahai Rasulullah, anakku lahir dengan kulit berwarna hitam”. Beliau kemudian balik bertanya : “apakah engkau memiliki unta ?”. Ia menjawab : “ya”. Beliau bertanya : “apa warnanya ?”. ia menjawab : “Merah”. Beliau kembali bertanya : “apakah ada warna abu-abu pada tubuhnya ?”. Ia menjawab : “ya”. Beliau bertanya lagi : “mengapa bisa begitu ?”. Ia menjawab ; “warna itu ia dapati dari ras lain”. Rasulullah lalu berkata : “sepertinya anakmu ini mengambil ras lain (seperti unta itu)”.
Keenam, bercerita. Bercerita adalah metode yang sangat baik dalam pendidikan. Cerita pada umumnya disukai oleh manusia, ia juga memiliki pengaruh yang menakjubkan untuk dapat menarik perhatian pendengar dan membuat seorang bisa mengingat kejadian-kejadian dalam sebuah kisah dengan cepat. Metode ini merupakan metode dasar yang digunakan Rasulullah dalam mengajar, mendidik dan berdakwah (Quran surat 16 : 125).
Ketujuh, perumpamaan dan studi kasus. Dalam al-Quran, banyak sekali perumpamaan yang digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian. Rasulullah dalam haditsnya sebagaimana disampaikan oleh Abdullah bin Umar bercerita bahwa : kami bersama Rasulullah kemudian beliau bersabda : “beritahulah aku pohon apa yang menyerupai seorang muslim dimana daunnya tidak berjatuhan dan selalu berbuah setiap waktu ?”. Ibnu Umar berkata : “hatiku berfikir bahwa pohon yang dimaksud adalah pohon kurma yang menjawabnya”. Ketika semua diam dan tak ada yang menjawab, Rasulullah kemudian bersabda “pohon tersebut adalah kurma”.
Kedelapan, teaching and motivating. Rasulullah pernah bersabda : “aku akan ajarkan engkau satu surah yang paling agung dalam al-Quran sebelum engkau keluar dari dalam masjid”. Juga ucapan Rasulullah : “sebentar lagi akan datang kepada kalian seorang pria yang merupakan ahli surga” (sebanyak tiga kali). Metode ini juga disebut dengan tasywiq, yaitu metode yang mampu meningkatkan gairah belajar dan rasa keingintahuan yang tinggi, serta penasaran untuk mengetahui apa jawaban dan rahasianya. Tasywiq juga baik untuk memancing semangat belajar, meneliti dan menelaah satu hal atau pelajaran tertentu. Semakin kuat menggunakan ungkapan yang bernada tasywiq, semakin kuat pula motovasi untuk belajar.
Kesembilan, gambar dan grafik. Secara sederhana, Rasulullah telah memberikan suri tauladan bagi kita bahwa teknologi adalah instrument yang dalam pengajaran tauhid, ilmu syariah dan transformasi akhlak menjadi lebih baik. Abdullah bin Mas’ud berkata : Rasulullah pernah membuat garis dengan tangannya, kemudia beliau berkata : “ini adalah jalan Allah yang lurus”. Beliau kemudian membuat garis disisi kanan dan kiri garis tersebut seraya berkata : “jalan ini jalan setan dan setan selalu menyeru untuk mengikuti jalannya”. Beliau kemudian membacakan salah satu ayat dalam al-Quran berkaitan dengan penjelasan ini.
Kesepuluh, memberikan alasan dan argumentasi. Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah menjelaskan bahwa suatu ketika Rasulullah bersabda : “jika seekor lalat masuk kedalam tempat air milik salah seorang diantara kalian, maka tenggelamkanlah seluruh tubuh lalat tersebut, kemudian keluarkan ia dari tempat tersebut, karena sesungguhnya pada salah satu sayap lalat tersebut ada penyakit dan pada sayap satunya lagi ada penawarnya”. Pada hadits tersebut Rasulullah menjelaskan hikmah dibalik perintah menenggelamkan seluruh tubuh lalat dalam air ketika ia jatuh ke dalam tempat air atau minuman. Beliau menjelaskan bahwa pada salah satu sayap lalat tersebut terdapat penyakit dan pada bagian yang lain terdapat penawarnya. Jika hadits ini tidak disertakan alasan perintah tersebut, maka akan membingungkan orang. Akan tetapi karena alasannya diperjelas, kita menjadi tahu sebeb dari perintah menenggelamkan lalu mengeluarkan lalat tersebut.
Kesebelas, refleksi diri. Memberikan kesempatan kepada murid untuk menjawab sendiri segala pertanyaan merupakan metode yang sangat bermanfaat dalam mengoptimalkan kerja otak dan mengasah akal pikiran. Dalam sebuah riwayat diceritakan, beberapa sahabat bertanya kepada Rasulullah : “wahai Rasulullah, apakah apabila kami menyalurkan syahwat kami ada pahala ?”. Rasulullah menjawab : “apabila kalian menyalurkannya pada hal yang haram apakah berdosa ?”, begitupula apabila kalian menyalurkannya pada yang halal, bukankah kalian mendapatkan pahala ?”. Pertanyaan yang diajukan Rasulullah ini memancing sahabat untuk berpikir dan melakukan self reflection.
Kedua belas, metode tanya jawab. Dalam satu hadits Rasulullah bersabda : “tidakkah kalian ingin aku beritahukan dosa yang paling besar ?”, kami berkata : “ya wahai Rasulullah”, beliau bersabda : “menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua”. Kata tidakkah pada hadits tersebut adalah pertanyaan untuk mengingatkan dan menarik perhatian pendengar untuk menyimak apa yang dikatakan dan memahaminya dengan baik.
Serta masih banyak lagi metode lain yang diterapkan Rasulullah dalam mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Kiranya dari sekian banyak metode tersebut, masih dan sangat relevan untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran saat ini. Bukti sahih metode pembelajaran yang dilakukan Rasulullah adalah agama Islam, agam yang dibawanya yang kemudian di anut oleh sebagian umat manusia di dunia. Bukan mustahil kiranya jika metode pembelajaran yang diterapkan oleh Rasulullah, untuk kemudian kita gunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas, tentunya akhlak, tingkah laku serta niat yang baik juga harus mengiringi kegiatan pembelajaran yang kita lakukan di kelas. Bukan mustahil jika nantinya apa yang dicapai Rasulullah dalam dakwahnya, juga dapat kita peroleh dalam kegiatan pembelajaran yang kita lakukan, semoga.