Oleh : Agustin Rochmawati, S.Psi (Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri Yosowilangun)
Dikisahkan bahwa suatu malam Sultan Murod Ar-Rabi` mengalami kegundahan yang sangat, dan dia tdk mengetahui sebabnya.
Maka mereka pun membawanya. Ketika sampai di rumah, istrinya pun melhatnya dan langsung menangis. Dan orang-orangpun mulai beranjak pergi, kecuali Sang Sultan dan Kepala Sipir. Di tengah tangisan si wanita (istri si mayit), dia berseru kepada Sultan (namun wanita tsb tdk mengetahuinya) : Semoga Allah merahmatimu wahai wali Allah, aku bersaksi bahwa engkau sungguh wali Allah.
Maka terheranlah Sultan Murod dgn ucapan wanita tsb, dan berkata : Bagaimana mungkin aku termasuk wali Allah sementara orang-orang berkata buruk thd si mayyit, hingga mereka enggan mengurusi mayatnya. (Pen, Sultan merasa heran, bagaimana mungkin seorang zindiq ditolong oleh wali Allah) Wanita pun menjawab : Aku sudah duga hal itu, Sungguh suamiku setiap malam pergi ke penjual arak/khomar lantas membeli seberapa banyak yang dia bisa beli, kemudian membawanya ke rumah kami dan menumpahkan seluruh khomar ke toilet, dan dia (suami) berkata : Semoga aku bisa meringankan keburukan khomar dari kaum muslimin. Suamiku juga selalu pergi kepada para zaniah/pelacur dan memberinya uang, dan berkata : malam ini kau ku bayar dan jangan kau buka pintu rumahmu (utk melacur) hingga pagi
Kemudian suamiku kembali ke rumah dan berujar : Alhamdu lillah, semoga dgn itu aku bisa meringankan keburukannya ( pelacur) dari pemuda-pemuda muslim malam ini. Namun sementara orang-orang menyaksikan dan mengetahui bahwa suamiku membeli khomar, dan masuk ke rumah pelacur, Dan lantas mereka membicarakan suamiku dgn keburukan. Pernah suatu hari aku berkata pada suamiku : Sungguh jika seandainya engkau mati, maka tdk akan ada orang yang akan memandikanmu, menyolatkanmu, dan menguburkanmu.
Suamikupun tersenyum dan menjawab : Jangan khawatir Sayangku… Sultan/Pemimpin kaum muslimin lah yang akan menyolatkanku beserta para ulama dan pembesar-pembesar negeri lainnya. (Setelah mendengarnya) Sultan pun menangis lantas berkata : Suamimu benar, Demi Allah aku adalah Sultan Murod Ar-Robi`, Dan besok kami akan memandikan suamimu, menyolatkannya dan menguburkannya. Dan diantara yang menyaksikan jenazahnya adalah Sultan Murod, para ulama, para masyayikh dan seluruh penduduk kota. Maha Suci Allah, kita hanya bisa menilai orang dgn hanya melihat penampilan dan kulit luarnya dan kita pula hanya mendengar omongan orang.
Maka sendainya jika kita mampu bijak, kita akan memandang dan menilai orang dari kebersihan hatinya, Maka niscaya lisan kita akan kelu membisu dari menceritakan keburukan orang lain.. Subhanallaah….Smg kita bs mengambil ibroh / contoh teladan.. barokalloh cinta! cari terus 1000 alasan ntuk menghindari prasangka buruk.
Judul : Renungan Indah
Deskripsi : Oleh : Agustin Rochmawati, S.Psi (Guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri Yosowilangun) Dikisahkan bahwa suatu malam Sultan Murod Ar-...